November 11, 2012

Rock Climbing

Denkluk (Kiri) dan Chutik (Kanan)


MENANTANG, Untuk menaklukan medan yang berat, seorang pemanjat tebing harus menguasai teknik dan butuh persiapan fisik. Di Indonesia panjat tebing/dinding terus diminati. Bahkan, aktivitas ini telah menjadi tren sekaligus olahraga tantangan yang didominasi generasi muda. Persiapan apa saja yang diperlukan?

KETINGGIAN dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan oleh sebagian besar masyarakat. Namun, penggila panjat tebing/ dinding (rock climbing) menganggap ketinggian merupakan sesuatu yang dapat dijadikan objek untuk merangsang adrenalin mereka melalui aktivitas memanjat.

Anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) Divisi Rock Climbing Dadang Sukandar mengungkapkan, panjat tebing merupakan bagian dari pendakian gunung (mountaineering). Mountaineering mengharuskan pendaki menaiki dan menuruni perbukitan.

Semakin tinggi jalur pendakian, semakin curam juga tebing yang harus didaki.Secara otomatis,dia menuturkan, dibutuhkan pula teknik-teknik yang lebih spesifik, salah satunya adalah teknik memanjat. Panjat tebing dapat diartikan sebagai pendakian pada tebing-tebing batu atau dinding karang yang membutuhkan peralatan, teknik, dan metode- metode tertentu.

Pada perkembangannya, aktivitas ini terbagi dua. Dadang menjelaskan, dilihat dari kategorinya, aktivitas memanjat dapat dibagi dua bagian, yakni panjat tebing (adventure climbing) dan panjat dinding (sport climbing). Adventure climbing merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk pertualangan. Media aktivitasnya meliputi tebing-tebing di alam terbuka.

Adapun sport climbing dilakukan di media dinding atau papan buatan. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh dan lebih sering dikompetisikan. Bukan berarti adventure climbing tidak bertujuan untuk menjaga stamina tubuh. Terlepas dari teknik dan metodenya,dibandingkan panjat tebing, memanjat dinding buatan relatif lebih mudah.

Dinding buatan biasanya didirikan di lokasi-lokasi keramaian, seperti kampus, mal atau pusat olahraga. Kondisi ini berbeda dengan panjat tebing, seorang pemanjat harus melakukan perjalanan panjang untuk mencapai kaki tebing sebelum melakukan pemanjatan. Tak jarang, base camp pemanjatan harus dicapai setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari. Terlepas dari perbedaan di atas, baik panjat tebing maupun panjat dinding telah menjadi aktivitas yang populer di masyarakat, khususnya kalangan remaja.

Bagi generasi muda, aktivitas ini merupakan kegiatan positif dan konstruktif. Melalui kegiatan ini,kita dapat menggali seperangkat nilai positif yang berpotensi untuk dikembangkan, antara lain pembentukan watak dan karakter, kepribadian, memupuk jiwa sportif, dan penuh semangat juang, serta sebagai sarana alternatif untuk penyaluran bakat dan prestasi.

Selain itu, aktivitas ini juga baik untuk terapi khusus bagi mereka yang selama ini takut terhadap ketinggian. Dengan berlatih, lambat laun ketakutan akan ketinggian sedikit demi sedikit dapat dihilangkan. Ukuran kesuksesan panjat tebing/dinding ini adalah berhasil mencapai puncak tanpa terjatuh.

Namun “seni” panjat tebing/dinding ini adalah menyelesaikan masalah di saat pemanjat menempatkan tubuh, mencengkeram pegangan, dan memijakkan kakinya agar tidak terjatuh. Jika aliran gerak tubuh ini meliuk lancar, maka mereka yang di bawah akan melihatnya sebagai suatu tarian vertikal yang seakan menentang gaya tarik bumi.

Butuh Persiapan Fisik dan Mental


Semua orang bisa saja melakukan olahraga menantang ini. Tidak ada syarat khusus bagi seorang pemanjat.Meski demikian, sebagai aktivitas yang ekstrem dan penuh tantangan, panjat tebing atau panjat dinding memerlukan keberanian, keterampilan, persiapan mental, dan fisik yang prima.Tanpa mental yang baik, seseorang tidak dapat menikmati pencapaian di ketinggian yang antigravitasi ini.

Anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bogor Wahyu Indrawan mengatakan, secara umum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan panjat tebing/ dinding. Pertama adalah perlunya latihan yang dilakukan secara rutin. Kedua, penguasaan medan dan perlengkapan. ”Seperti halnya olahraga lainnya, panjat tebing juga memerlukan persiapan fisik, selain mental,” ungkap Wahyu. Fisik yang tidak prima akan menghambat proses pemanjatan.

Agar pemanjatan berjalan sukses, seorang pemanjat tebing perlu latihan agar stamina dapat tetap terjaga. Aktivitas ini tidak hanya bertumpu pada bagian kaki dan tangan. Seluruh otot yang terdapat di dalam tubuh akan bekerja sama beratnya dengan otot-otot kaki dan tangan. Persiapan fisik terbaik adalah melakukan angkat badan. Sebelumnya perlu juga dilakukan lari-lari kecil dan senam untuk memperkuat jantung dan paru-paru.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah melatih otot jari dan lengan, otot pundak dan pangkal lengan. Karena kunci kesuksesan pemanjat dalam menyelesaikan jalur tanpa jatuh adalah kekuatan jari mencengkeram pegangan. Selain mengandalkan kekuatan fisik dan otot, aktivitas ini juga memerlukan strategi. Di dalam menyelesaikan satu rute pemanjatan, diperlukan otak untuk mengatur strategi agar puncak lebih mudah dan lebih cepat diraih.

Selain persiapan fisik dan latihan,Wahyu menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memanjat adalah perlu mengetahui karakteristik tebing atau dinding tersebut sebagai jalur pemanjatan. ”Cari informasi, apakah jalur itu sudah pernah dipanjat atau belum,tingkat kesulitannya seperti apa, karena hal ini akan berpengaruh pada peralatan yang dibawa. Jika jalur tersebut belum pernah dipanjat, tentunya memerlukan peralatan yang lebih spesifik lagi,” ungkapnya.

Berkembang Bersama Pendakian Gunung

ImagePANJAT tebing atau panjat dinding tak lepas dari kegiatan pendakian gunung (mountaineering). Di saat mereka mencapai ketinggian tertentu, maka akan dibutuhkan teknikteknik pendakian khusus dengan cara memanjat.

Kegiatan mendaki gunung yang dibarengi teknik memanjat sebenarnya telah dilakukan manusia sejak berabad-abad lalu. Sejarah mencatat ketika pada 1786 Dr Paccard berhasil mencapai puncak Mount Blanc (4.087 meter dpl). Pada masa itu pendakian dan panjat tebing sudah menjadi hobi atau olahraga.

Selanjutnya, puncak-puncak pegunungan Alpen yang dikenal sebagai puncak yang hanya dapat didaki mempergunakan teknik- teknik memanjat tebing, mulai didaki orang. Hingga akhirnya, Edmunt Hillary dan Tenzing Norgay dalam suatu ekspedisi yang dipimpin John Hunt pada 1953 berhasil memuncaki Everest, sebuah puncak yang menjadi impian para pendaki di dunia.

Untuk mencapai puncak,mereka harus memanjat tebing. Sama halnya di Indonesia, panjat tebing seiring dengan berkembangnya teknik mendaki. Klub Gladian Pencinta Alam pada sekitar 1975 melakukan pertemuan dengan para pencinta alam di Gunung Citatah, Padalarang, Jawa Barat, mulai mengajarkan teknik panjat dan turun tebing.

Satu tahun kemudian, seorang mahasiswa Seni Rupa ITB Harry Suliztiarto memperkenalkan panjat tebing di tempat yang sama. Kegiatan ini kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya organisasi alam bebas yang mengkhususkan pada kegiatan memanjat. Bersama tiga rekan sesama mahasiswa ITB, ia mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group.

Seiring perkembangannya, Skygers mulai membuka kursus panjat tebing yang disambut antusiasme para pemanjat dari berbagai provinsi dan berhasil menyebarluaskan olahraga panjat tebing di Indonesia. Pada 1980 panjat tebing memasuki era baru, pada masa ini kegiatan ini bukan lagi bersifat petualangan, tetapi telah menjadi olahraga prestasi. Perkembangan ini dimulai saat digelar lomba panjat tebing alam di tebing Pantai Jimbaran, Bali, pada 1987.

Kemudian pada 1988,empat pemanjat asal Prancis memperkenalkan panjat tebing buatan (wall climbing) di Indonesia, yang didukung dan diprakarsai oleh Menpora dan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia. Pada kesempatan tersebut dibentuk pula wadah sebagai tempat menyalurkan aspirasi dan hobi kegiatan panjat tebing di Indonesia, dengan nama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Ketuanya adalah Harry Suliztiarto– pemanjat legendaris yang sempat merayapi atap Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pada 1990, untuk pertama kalinya diadakan lomba panjat dinding buatan, dengan tinggi papan 15 meter yang menjadi awal sejarah dimulainya lomba panjat tebing buatan di Indonesia sampai saat ini. Sejak persentuhan tersebut, panjat dinding terus berkembang. Tiap tahun popularitasnya menunjukkan grafik yang menaik.

Dari Pulau Jawa, kegiatan ini menyebar ke berbagai daerah. Pada 1991, digelar kejuaraan nasional panjat dinding yang pertama di Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya ada kejuaraan dan diikuti pemanjat se-Indonesia, tetapi julukannya belum lagi kejuaraan nasional dan diselenggarakan di Jawa dan Bali saja.

Menyiasati Peralatan Mahal

ImageUNTUK melakukan hobi ini diperlukan beberapa peralatan khusus yang wajib dipakai selama pemanjatan. Anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) Divisi Rock Climbing Dadang Sukandar mengatakan, peralatan wajib yang diperlukan adalah tali kermantle, pasak atau paku tebing, sisi pegas, figure of 8 (descender), Gri-gri, carabiner screw gate, carabiner gate, carabiner bent gate, serta runner (dua carabiner gate dan bent gate yang disatukan dengan memakai quickdraw sling).

Namun, untuk para pemanjat pemula, alatalat tersebut tidak semuanya harus dimiliki.Paling tidak, mereka bisa memiliki webing, harness, dan sepatu sebagai peralatan awal memanjat. Peralatan tambahan lainnya adalah chalk bag dan magnesium karbonat yang berfungsi untuk menjaga tangan agar terhindar dari keringat. Setiap alat mempunyai kapasitas dan kekuatan yang terukur. Ada acuan angka yang menunjukkan kesanggupan alat untuk menahan beban.

Sebagai contoh, carabiner (cincin kait) sanggup memikul beban sampai 2.500 kg atau harness (pengaman tubuh) dengan kekuatan 1.500 kg. Dadang melanjutkan, karena olahraga ini disertifikasi tingkat keamanannya, peralatan yang diperlukan harus disesuaikan pula dengan keamanan si pemanjat. Selain itu, di Indonesia sendiri belum banyak perusahaan yang memproduksi peralatan panjat ini sehingga sebagian besar masih harus diimpor.

Hal ini menyebabkan harga peralatan tersebut menjadi mahal. Anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bogor Wahyu Indrawan mengatakan, untuk harness saja dapat mencapai harga Rp600.000–Rp700.000, sedangkan tali kermantle per 50 meter mampu mencapai harga Rp1,2 juta–Rp1,5 juta.“Khusus untuk sepatu panjat, sudah banyak beredar sepatu panjat buatan lokal seperti dari Bandung atau Surabaya,” ungkap Wahyu.

Untuk menyiasati harga peralatan yang tergolong tinggi, Dadang Sukandar menuturkan, biasanya alat-alat tersebut disiasati para pemanjat secara kolektif. “Di antara klub-klub pemanjat biasanya mereka patungan untuk beli alat,” ujar Dadang.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
  1. Dapatkan informasi yang up-to-date mengenai tebing dan lokasi pemanjatan jauh-jauh hari sebelum perjalanan dimulai.
  2. Jika ada penutupan akses ke tebing panjat,jangan dilanggar dan cari tempat lain untuk dipanjat.
  3. Gunakan jalan setapak yang sudah ada meskipun lebih jauh dan lebih lama untuk dicapai. Jangan membuat jalan pintas baru yang hanya akan mengakibatkan timbulnya erosi tanah.
  4. Berkemahlah di tempat yang telah disediakan atau yang biasa digunakan.
  5. Gunakan kapur magnesium seperlunya. 
  6. Turuti aturan, tradisi, etika kampung sekitar di mana kamu memanjat. Hormati kuncen/ kepala desa dan ramah-tamahlah dengan penduduk sekitar.

sumber: http://catros.wordpress.com/2007/05/08/bersahabat-dengan-tebing-dinding/

Sejarah Pecinta Alam

Puncak Gunung Gede, Jawa Barat
Sejarah Pecinta Alam
Jika kita mau melihat masa lalu sebenarnya sejarah manusia itu sangat erat hubungannya dengan alam. sejak zaman pra sejarah dimana manusia masih berburu dan mengumpulkan makanan (meramu), alam adalah tempat tinggal mereka. dan selalu bergantung kepada alam, jajaran pegunungan adalah tempat mereka bersandar, lembah dan padang rumput adalah tempat mereka berbaring, sungai adalah tempat mereka melepas dahaga, dan goa-goa adalah tempat mereka berlindung dari sengatan matahari dan terpaan hujan sera badai. 
akan tetapi setelah manusia menemukan budaya dan tehnologi, alam menjadi barang abeh yang selalu eksploitasi. manusia mulai mendirika bangunan untuk mereka berlindung, manusia mulai menciptakan barang-barang untuk mendapatkan kemudahan dalam hidup mereka walau mereka tak menyadari barang-barang tersebut dapat mencemari alam. Manusia juga menciptakan gedung-gedung bertingkat untuk mengangkat kepala mereka dan menonjolkan keegoisan mereka, hingga pada akhirnya manusia dan alam mengukir sejarahnya sendiri-sendiri. Ketika keduanya bersatu dan saling menghormati kembali, maka saat itulah Sejarah Pecinta Alam dimulai:
Pada sekitar tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m) di kawasan Vercors Massif. Waktu itu belumlah terlalu jelas apakah mereka ini tergolong sebagai para pendaki gunung yang pertama. Namun beberapa dekade kemudian orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois (sejenis kambing gunung). Mungkin saja mereka ini para pemburu yang mendaki gunung, namun inilah pendakian gunung tertua yang pernah dicatat dalam sejarah. Pada sekitar tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dapat dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Perancis. Lalu pada tahun 1852 puncak Everest setinggi 8840 meter diketemukan. Orang-orang Nepal menyebutnya Sagarmatha atau menurut orang Tibet menyebutnya Chomolungma. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itulah pendakian ke atap-atap dunia semakin ramai.
Di Indonesia sendiri sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan “Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju” di Papua. Nama orang Eropa ini dikemudian hari digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yaitu Puncak Carstensz. Pada tanggal 18 Oktober 1953 di Indonesia berdiri sebuah perkumpulan yang diberi nama “Perkumpulan Pentjinta Alam” (PPA). PPA merupakan perkumpulan hobby yang dimaksudkan sebagai suatu kegemaran positif terlepas dari sifat maniak yang semata-mata ingin melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Perkumpulan ini bertujuan mengisi kemerdekaan dengan kecintaan terhadap negeri ini selepas masa revolusi yang diwujudkan dengan mencintai alamnya serta memperluas dan mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Awibowo, salah satu pendiri perkumpulan ini mengusulkan istilah pecinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi.”Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini ?.” Satu kegiatan besar yang pernah diadakan PPA adalah pameran tahun 1954 dalam rangka ulang tahun kota Jogja, mereka membuat taman dan memamerkan foto kegiatan. Mereka juga sempat merenovasi Argodumilah (tempat melihat pemandang di desa Patuk) tepat di jalan masuk Kabupaten Gunung Kidul, Jogjakarta. PPA juga sempat menerbitkan majalah “Pecintja Alam” yang terbit bulanan. Namun sayang perkumpulan ini tidak berumur lama, penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung hingga akhirnya pada tahun 1960 PPA dibubarkan.
Sejarah pecinta alam kampus di Indonesia dimula pada era tahun 1960-1970 an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan dikeluarkannya SK 028/3/1978 tentang Pembekuan Total Kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan Konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan mula-mula pendirian Pecinta Alam kampus dikemukakan oleh Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964 ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah bekerja bakti di TMP Kalibata. Sebetulnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pecinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak Gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak hanya terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat, namun sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Setelah berbincang – bincang selama kurang lebih satu jam semua yang hadir antara lain : Soe Hok Gie, Maulana, Koy Gandasuteja, Ratnaesih (kemudian menjadi Ny. Maulana), Edhi Wuryantoro, Asminur Sofyan Udin, D armatin Suryadi, Judi Hidayat Sutarnadi, Wahjono, Endang Puspita, Rahayu,Sutiarti (kemudian menjadi Ny. Judi Hidayat) sepakat untuk membicarakan gagasan tadi pada keesokan harinya di FSUI.
Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, di depan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu semua yang sudah disebut ditambah Herman O. Lantang yang saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu
IMPALA singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah pendapat ditampung akhirnya diputuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA. Kemudian pembicaraan dilanjutkan dengan membahas kapan dan dimana IMPALA akan diresmikan. Akan tetapi setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum yaitu Drs. Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata juga menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar merubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Nama ini diberikan oleh Bpk. Moendardjito karena menggangap nama IMPALA terlalu borjuis. MAPALA merupakan singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam, selain itu MAPALA juga memiliki arti berbuah atau berhasil. Dan PRAJNAPARAMITA berarti dewi pengetahuan. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat perlindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari oleh faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi. Sampai akhirnya diresmikanlah organisasi ini pada tanggal 11 desember 1964 dengan peserta mencapai lebih dari 30 orang.
Dalam tulisannya di Bara Eka (13 Maret 1966), Soe Hok Gie mengatakan bahwa, “Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik.” Para mahasiswa itu diawali dengan berdirinya Mapala Universitas Indonesia, mencoba menghargai dan menghormati alam dengan menapaki alam mulai dari lautan hingga ke puncak-puncak gunung. Mencoba mencari makna akan hidup yang sebenarnya dan mencoba membuat sejarah bahwa manusia dan alam sekitar mempunyai kaitan yang erat. Sejak saat itulah Pecinta Alam merasuk tak hanya di kampus melainkan ke sekolah-sekolah, ke bilik-bilik rumah ibadah, lorong-lorong bahkan ke dalam jiwa-jiwa bebas yang merindukan pelukan sang alam.

November 10, 2012

Hakikat Pecinta Alam (HPA)

Hakikat Pecinta Alam
Pecinta Alam adalah orang yang menghargai alam ini dengan cara menjaganya. Pecinta alam bukan sekedar orang yang bisa/mampu mendaki tingginya gunung, menyelami dalamnya lautan, menyusuri panjangnya goa, mengarungi ganasnya jeram, atau kegiatan-kegiatan lain yang menurutku lebih cocok disebut adventure.
Pecinta alam lebih luas dari itu. Tidak harus bisa atau suka dengan kegiatan-kegiatan yang memacu adrenalin untuk menjadi seorang pecinta alam. Tapi, justru hanya dengan tindakan sepele kita bisa jauh mencintai alam. Hanya dengan tindakan sepele seperti membuang sampah pada tempatnya kita jauh lebih mencintai dan menghargai alam.
Membuang sampah pada tempatnya. Tindakan sepele yang justru mungkin sering dilanggar para "pecinta alam" ketika sedang memacu adrenalinnya di gunung, lautan, jeram, goa atau ketika berada di peradaban hiruk pikuk kota. Tindakan sepele yang justru tidak diperhatikan oleh para penjelajah bertopeng pecinta alam. Sungguh ironis. Ketika kita, dengan label seorang pecinta alam, dengan enaknya menikmati indahnya alam ini, tp kita justru melukai alam dengan meninggalkan potongan-potongan sampah yang tidak bisa diurai oleh alam. Sungguh ironis ketika kita lebih bangga saat mampu mencapai puncak suatu gunung ketimbang ketika kita memungut sampah yang kita bawa.
Tanpa bermaksud menggurui, alangkah bijaknya bila kita mulai memperhatikan saudara kita yang selama ini kita lukai. Yaitu alam. Sebelum dia pada akhirnya dia habis kesabaran sehingga marah kepada kita. Mulai dari diri kita. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Cara Mempercepat Koneksi Modem Smartfren

Cara Mempercepat Koneksi Modem Smartfren - Senang rasanya bisa kembali berbagi, pas dengan selogan blog ini Tidak Akan Rugi Karena Berbagi ok kita langsung saja ke pembahasan. 

Sekarang ini yang namanya modem Smartfren itu wuih lagi buming-bumingnya braay.. tapi kebanyakan pemakainya masih memakai dial-up deful dari sononya sehingga lalulintas koneksinya pun kadang tergannggu karena melebihi batas lalulintas koneksinya, nah kebanyakan orangkan memakai dial-up Smartfren seperti yang tertera dibawah ini.
  • Username       :smart 
  • Password        :smart 
  • Dial-up           : #777 
 Nah untuk itu saya akan memberikan cara alternative selain menggunakan username, password dan dial-up number yang tertera di atas. agar koneksi internet via modem smartfren anda memiliki kecepatan lebih dengan yang lainya triknya pun sangat sederhana hanya dengan mengganti username, password dan dial-up number nya saja. Berikut daftar username, password, dan dial-up number yang bisa kalian gunakan: setelah itu rasakan bedanya Braay.....
  • Username      : wap 
  • Password       : wap 
  • dial-up            : *98#
  • username       : m8 
  • password        : m8 
  • dial-up            : #777
  • username       : smart 
  • password        : smart 
  • dial-up            : *3111111# 
Yang belum tahu cara settingnya ikuti langkah berikut:

Masuk ke Control Panel
> Network and Internet --
> Network and Sharing Center --
> Set up a new connection r network --
> Set up dial-up connection --
> Isikan username, password, dan dial up phone numbernya (untuk connection name, terserah kalian) --
> Lalu klik connet dan ikuti langkahnya sampai selesai. Setelah itu tinggal koneksikan deh dengan menekan
   icon local area network yang biasanya terletak di kanan bawah dekat taskbar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...