March 18, 2011

Sejarah Gerakan Mahasiswa


Diskursus tentang peranan dan kontribusi gerakan mahasiswa (student movement) dalam proses pendewasan bangsa ini sudah lama menjadi isu sentral dalam berbagai kesempatan. Banyak sekali forum-forum diskusi diadakan untuk memperbincangkan tema tersebut. Ada yang mengapresiasi dan ada pula yang menghujat. Selama ini, gerakan mahasiswa selalau aktif, terutama kepeduliannya dalam merespon setiap persoalan sosial-politik yang terjadi dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Terlebih lagi ketika terjadi praktik-praktik ketidak-adilan, ketimpangan sosial, pembodohan, dan penindasan terhadap hak-hak rakyat yang sudah tidak dapat ditolelir. 
Sekalipun peran gerakan mahasiswa belum menjadi kekuatan transformasional secara konfrehensif, namun lacakan sejarah nasional di Indonesia menunjukkan bahwa tidak ada satu perubahan pun yang tidak melibatkan kekuatan mahasiswa. Mahasiswa telah menjadi salah satu ikon perubahan penting dalam sejarah sosial masyarakat, maka tidak berlebihan jika mahasiswa diberi gelar “agent of social change”. Ini menegaskan bahwa gerakan mahasiswa telah terbukti menjadi katalisator yang tidak dapat disepelekan bagi penciptaan gerakan rakyat yang masif dalam menentang penguasa yang tiran dan otoriter.
Hanya saja harus diakui, fakta sejarah di atas sama sekali berbeda dengan realitas yang kita hadapi sekarang. Dewasa ini gerakan mahasiswa tengah mengalami involusi gerakan, sebagai akibat dari pertarungan kepentingan politik pragmatis dan tidak terkonsolidasikannya gerakan mahasiswa dalam mengawal proses transisi demokrasi pasca gerakan reformasi 1998. Tidak heran kalau fenomena ini dibaca sebagai kemerosotan atau “kematian” gerakan mahasiswa (the death of student movement) di Indonesia. Bahkan gerakan mahasiswa yang sebelumnya sempat bersatu melawan rezim otoritarianisme Soeharto, sekarang pun mengalami polarisasi gerakan yang luar biasa. Implikasinya gerakan ini menjadi terpecah-pecah, kehilangan arah dan ketidak-siapaan untuk merespon isu-isu aktual sehingga tidak mampu menemukan reformulasi baru dalam mengawal transisi demokrasi dewasa ini.
Kondisi ini diperparah dengan masuknya gerakan mahasiswa pada ruang-ruang politik praktis (syahwat politik kaum muda), yang “membunuh” idealisme mahasiwa dan mengarah pada materialisme. Seperti tuntutan untuk menjatuhkan presiden dan mengusung nama calon presiden dengan isu-isu tertentu yang sangat kental dengan nuansa politik praktisnya ketimbang gerakan moral, tanpa sebuah rasionalisasi politik yang nyata. Gerakan semacam ini bukan sepenuhnya keliru, tetapi kita sudah sepakat bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan moral. Maka gerakan mahasiswa harus tetap konsisten dengan jargon dan idealisme yang diusungnya.
Menempatkan isu politik praktis sebagai basis gerakan akan menjadikan solidaritas gerakan mahasiswa menjadi luntur dan terpecah-pecah. Maka dari itu, gerakan mahasiswa harus kembali pada khitahnya sebagai gerakan moral yang rasional. Jangan sampai gerakan mahasiswa terkooptasi oleh kelompok atau partai politik tertentu. Sebab kalau itu yang terjadi, berarti gerakan mahasiswa telah menggali “kuburnya” sendiri. Tidak ada lagi orang yang percaya dengan gerakan mahasiswa.
Dengan mengambil inspirasi dari sana, maka mahasiswa dapat memulai langkah-langkah sebagai berikut: pertama, melakukan kajian kritis-reflektif terhadap persoalan-persoalan kemasyarakatan. Mereka hendaknya bukan hanya menangkap gejala permukaan, namun lebih pada penyingkapan sesuatu dibalik fenomena. Karena disanalah sebenarnya letak air laut yang nanti harus direkayasa, sementara fenomena hanya ombak dan riak.
Kedua, kekuatan-kekuatan sosial yang sudah tersadarkan harus segera dikonsolidasikan memalui sebuah pengorganisasian yang rapi dan solid. Membangun jaringan dalam konteks ini adalah sebuah keniscayaan. Gerakan mahasiswa jangan sampai megeksklusifkan diri, memisahkan dari elemen sosial lain seperti buruh, petani, pers, organisasi masyarakat maupun LSM. Ketiga, energi masyarakat yang sudah tersadarkan dan terorganisasi dengan baik itu dimuntahkan melalui kerja-kerja sosial yang diinginkan. Tidak harus diorientasikan pada dekonstruksi rezim, namun jika ternyata rezim itu menjadi bukit terjal yang sulit ditapaki, maka tidak ada jalan lain kecuali harus diruntuhkan.
Keempat, sudah saatnya melupakan perbedaan-perbedaan yang terjadi antara organisasi gerakan mahasiswa, yaitu dengan mencari kesamaan-kesamaan persepsi maupun aksi yang memungkinkan untuk bisa berjalan bersama. Karena semua gerakan mahasiswa apapun bentuknya pasti menolak segala bentuk otoritarianisme, penindasan, ketidak-adailan, dan pembodohan yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan (policy maker). Lantas kenapa harus terus berbeda?!
Perlu diingat disini, bahwa gerakan mahasiswa tidak hanya gerakan untuk terjadinya pergantian rezim. Gerakan mahasiswa juga memiliki visi transformasi kerakyatan dan terus menekankan pada aksi “massa” organisasi petani, buruh, kaum miskin kota dan terus menghindari elite politik. Realita ini seharusnya menjadi sugesti bagi mahasiswa untuk tetap memposisikan diri dalam perjuangan dan pembelaan terhadap masyarakat yang tidak diuntungkan oleh sistem yang berlaku, masyarakat yang tertindas dan terpinggirkan (kaum mustadz’afin) yang tidak dapat berbuat apa-apa untuk membebaskan diri dari ketertindasan tersebut.

Student Government

Bagi mereka yang hanya bisa berpikir secara hitam dan putih, peran subjektif (individu) dan peran objektif di dalam perkembangan sosial adalah dua hal yang kontradiktif. Dalam satu pihak adalah mereka yang menekankan peran subjektif di dalam sejarah, yang nota-bene berkesimpulan bahwa sejarah dibuat dan dibentuk oleh orang-orang yang hebat; bahwa Leninlah (atau dengan Trotsky, dan lain-lain) satu-satunya orang yang bertanggungjawab atas Revolusi Oktober dan kemerosotannya; bahwa Hitlerlah yang mengakibatkan Perang Dunia kedua; bahwa Bushlah yang menyebabkan perang di Irak; bahwa massa dan kondisi objektif (kondisi ekonomi, relasi sosial, dan lain-lain) tidak memainkan peran sama sekali di dalam sejarah.
Di pihak yang lain adalah mereka yang menyangkal peran individu, mereka yang mengangkat setinggi-tingginya sifat manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, atau mereka yang menempatkan kondisi objektif di atas segala-segalanya. Dan sebagai akibatnya, mereka melihat semua peran subjektif sebagai bentuk pengkultusan individu, sebagai sebuah ilusi yang disebarkan oleh elit-elit pemikir. Di antara kedua pihak tersebut adalah mereka yang kebingungan, yang karena kedangkalan mereka berayun dari satu pihak (peran subjektif) ke pihak yang lain (peran objektif). Di balik kebingungan mereka akan perkembangan sejarah, mereka menemukan ‘kompromi’ atau ‘solusi’ terhadap masalah peran objektif dan subjektif di dalam sejarah, dengan mengklaim bahwa ada saatnya peran subjektif itu penting dan pada saat lainnya peran objektif yang menjadi penting.
Ide-ide tersebut di atas adalah ide-ide yang menyesatkan di dalam gerakan sosial. Dari sebuah ide atau pemahaman mengenai perkembangan sosial, lahirlah sebuah strategi dalam pergerakan sosial. Maka dari itu, sebuah ide yang keliru akan menghasilkan strategi yang keliru juga. Penekanan konsepsi peran subjektif melahirkan sebuah strategi bahwa tidak diperlukan sebuah organisasi untuk merubah masyarakat, cukup dengan beberapa orang saja yang hebat; atau sebuah strategi bahwa organisasi yang dibentuk tidak perlu mempunyai hubungan dengan kelas masyarakat yang diwakilinya. Di pihak yang lain, penekanan konsepsi peran objektif melahirkan sebuah strategi bahwa semua gerakan sosial adalah spontanitas, maka dari itu individu-individu aktivis tidak perlu secara sadar melakukan agitasi atau membentuk organisasi; bahwa organisasi massa akan terbentuk sendirinya, bahwa program-program organisasi tersebut adalah hasil reaksi spontanitas. Dan untuk mereka yang kebingungan, mereka hanya akan berayun-ayun tanpa kepastian sampai tiba saatnya dimana mereka terhempas oleh arus sejarah.
Peranan individu dan pengkultusan yang berlebihan akan memotong sirkulasi gerakan social yang sustainable. Benar bahwa terdapat kepemimpinan cultural yang akan mampu mendorong proses perubahan dan melakukan agenda agitasi dan propaganda dalam membentuk kekuatan-kekuatan revolusioner. Namun terdapat kebutuhan mendesak agar agenda besar tersebut dapat ditransformasikan dalam bentuk organisasi yang massif. Student government merupakan upaya dalam menciptakan kondisi objektif bagi perubahan social yang diawali langkah pasti.
Selanjutnya, kita akan meneropong lebih jauh mengenai konsep ‘Student Government’. Pertama perlu diingat, bahwa pemerintahan kita maknai lazimnya sebagai organisasi yang mampu menyelenggarakan hajat hidup basis konstituennya. Sedangkan ‘Pemerintahan Mahasiswa’ sejatinya tidak pernah melakukan fungsi-fungsi demikian. ‘Pemerintahan Mahasiswa’ hanya melakukan fungsi-fungsi perlindungan, pendampingan atau advokasi terhadap kepentingan anggota-anggotanya, yakni mahasiswa. Penyelenggaraan hajat hidup mahasiswa secara keseluruhan lebih diperankan oleh fakultas atau universitas sebagai penyelenggara pendidikan. Jadi, kata ‘pemerintahan’ lebih tepat diarahkan pada dua organisasi besar itu, universitas atau fakultas sebagai sub organisasinya.

March 17, 2011

LocalCooling

 Tahukah kalian jika komputer yang anda gunakan saat ini adalah salah satu yang memberikan peranan cukup penting penyebab terjadinya pemanasan global, mereka(kompie) menyumbang panas dan juga menghabiskan power dalam jumlah besar, yang dampaknya adalah konsumsi energi jadi bertambah banyak, nah ada suatu software yang cukup unik, yaitu berusaha meminimalisir atau mereduce panas dan konsumsi energi dari sebuah computer, namanya local cooling, walaupun tidak terlalu signifikan perubahan sebelum dan setelah menggunakan software ini, namun akan lebih baik jika mengurangi walaupun sedikit demi bumi tercinta ini, bukan?? jadi software ini mudah-mudahan menjadi manfaat bagi anda dan bumi serta komputer anda pun akan sedikit menjadi lebih awet juga terjaga performanya,


TuneUp Utilities 2011 Full Keygen


Tak terasa setelah sekian lama kita menunggu meluncurnya TunUp Utilities yang terbaru ternyata selsai sudah penantian itu setelah meluncurnya TuneUp Utilities 2011 Full Keygen banyak hal baru yang akan kita dapat kan dari ini,
kalo kata temen saya si ada 20 kebaikan yang diberikan untuk PC kita...  hehehe



 
Ni tampilan baru dari TuneUp Utilities 2011



Seperti yang kita ketahui bersama bahwa TuneUp Utilities merupakan salah satu aplikasi tweaking yang sudah tidak di ragukan lagi kemampuan nya. Dengan menggunakan TuneUp Utilities ini komputer kita akan selalu di jaga kinerjanya agar tetap maksimal.

Panduan Penginstalan:
1. Download Programnya di sini
2. instal programnya di PC anda
3. buka kaygen yg telah saya berikan
4. klik generate terus copy serial number yg ada didalamnya ke Key TuneUp 

mudahkan caranya:

Di TuneUp Utilities 2011 ini kita akan menjumpai tampilan yang begitu fresh, sama ketika pertama kali kita hijrah dari versi 2009 ke 2010. Kalau menurut saya TuneUp Utilities 2011 ini lebih user friendly tampilan nya, jadi kita tidak akan kesulitan jika mencari menu-menu yang kita butuhkan.

untuk download silahkan klik aja dibawah sini:






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...